Resensi Buku


RESENSI BUKU
KETERAMPILAN MENJELANG 2020 UNTUK ERA GLOBAL

Disusun Oleh :
Christian Aditya
NIM.17502247001
Pendidikan Teknik Elektronika
Universitas Negeri Yogyakarta


Pendahuluan :

            Buku Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global merupakan sebuah buku laporan satuan tugas tentang pengembangan pendidikan dan pelatihan kejuruan di Indonesia, sebagai bukti keseriusan Pemerintah utamanaya Dinas Pendidikan secara khusus Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan dalam mengusahakan peningkatan kualitas dan peran lebih dari Sekolah Kejuruan, maka disusunlah analisis dan rencana program pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan oleh tim satuan tugas dan  diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1995 di Jakarta. Buku ini memuat kajian, saran, masukan, dan pembahasan-pembahasan mengenai arah sistem pendidikan kejuruan Indonesia di masa yang akan datang. 
            Satuan tugas Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan ini terdiri dari orang-orang yang berkompeten baik secara ilmiah maupun para praktisi Pendidikan, juga dari Dunia Usaha dan Usaha/industri. Hal ini dimakudkan agar program yang dihasilkan betul-betul menjawab kebutuhan dan peningkatan peran Sekolah Kejuruan.
               
A. Ketercapaian Konsep Pendidikan Kejuruan pada Buku
            Jika ditinjau dari segi ekonomi, konsep pendidikan dan pelatihan kejuruan bisa dikatakan berhasil terpenuhi. Hal itu dikarenakan adanya beberapa program yang sudah dapat terrealisasikan, seperti pada buku ini disebutkan bahwa, dunia usaha/usaha/industri harus meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya agar dapat meningkatkan mutu dan ragam produknya yang dapat bersaing di pasar bebas. Oleh karena itu, Lembaga Pendidikan Kejuruan perlu juga menyikapi keadaan ini mengingat bahwa tujuan utamanya adalah memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan agar tamatannya menjadi tenaga kerja yang produktif, mampu mendapatkan pendapatan dan taraf hidup serta dapat mengembangkan dirinya dalam menghadapi perubahan yang semakin cepat. Untuk menjawab hal diatas perlu lembaga Diklat kejuruan yang handal dan mampu menerapkan prinsip Total Quality Management (TMQ) agar dapat menjawab tantangan permasalahan ketenagakerjaan. Selain itu diperluakan jiwa kewirausahaan dalam diri peserta Diklat agar mampu menciptakan peluang kerja dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kegiatan ekonomi masyarakat.
            Konsep pendidikan dan pelatihan di Indonesia sudah menerapkan konsep tersebut diatas dengan cukup baik, dengan adanya beberapa lembaga diklat kejuruan yang didirikan oleh pemerintah maupun dunia usaha/industri untuk memenuhi kompetensi ketenagakerjaan. Selain itu taraf hidup pekerja juga sudah dapat dikatakan lebih baik, dengan adanya standar upah minimum daerah dan berbagai fasilitas layanan yang bebas digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya.
            Ditinjau dari aspek keterkaitan dunia usaha/industri dengan pendidikan kejuruan, konsep pendidikan dan pelatihan kejuruan yang disebutkan pada buku tersebut sudah terrealisasikan dengan baik. dunia usaha/industri sudah cukup berperan aktif dalam pengembangan pendidikan kejuruan di Indonesia dengan memacu adanya standar kompetensi.
            Standar kompetensi menjadi acuan keluaran (outcome) yang pencapaiannya dibuktikan melalui uji kompetensi dan sertifikasi. Untuk menjamin ketercapaian kompetensi yang sesuai standar kompetensi tersebut, maka sistem diklat harus dikembangkan secara realistik dan spesifik pada penguasaan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industri. Dalam hal ini, dunia usaha/industri cukup berperan aktif dalam memacu munculnya standar kompetensi untuk lulusan siswa sekolah kejuruan yang didukung oleh pemerintah yang sangat berperan aktif dalam pengembangan pendidikan kejuruan di Indonesia khususnya dinas pendidikan kejuruan.
            Namun, dunia usaha/industri belum mampu berperan aktif dalam upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia, karena upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia dapat dikatakan berhasil optimal jika dunia usaha/industri berperan serta secara aktif dalam proses pembinaan dan pengembangan Diklat kejuruan, mulai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tidak kalah pentingnya adalah pengakuan terhadap mutu produknya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dunia usaha/industri belum mampu melakukan hal tersebut di atas.
            Dalam era global saat ini, buku ini dapat dikatakan tidak lagi relevan untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan kejuruan saat ini. Hal ini dikarenakan, konsep pendidikan saat ini tidak lagi hanya sebatas meningkatkan kompetensi siswa pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha/industri di pasar bebas tetapi program pengembangan pendidikan berbasis teknologi dan usaha serta green jobs dan life based learning juga sangat diperlukan untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan kejuruan dewasa ini.
            Jika dulu pendidikan kejuruan merupakan pendidikan untuk bekerja (work based learning) yang dalam orientasinya terdapat 3 komponen pokok dan terkait antara lain, pembelajaran untuk bekerja (learning for work), pembelajaran tentang bekerja (learning about work), dan pemahaman sifat dasar bekerja (understanding the nature of work). Maka, dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma pendidikan, dari orientasi pendidikan work based menjadi life based dan dari professional development menuju capability development.
            Uraian diatas dapat dipahami bahwa penyelenggaraan pendidikan kejuruan di masa depan tidak hanya menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dunia kerja tetapi mereka juga harus kapabel (capability) dalam bekerja.

B. Implementasi Pendidikan Kejuruan
             Pada Buku Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global telah diusulkan beberapa saran dan masukan untuk menentukan arah pendidikan kejuruan saat itu. Pada implementasinnya, pendidikan dan pelatihan kejuruaan saat ini sudah menerapkan beberapa saran dan masukan pada buku tersebut misalnya, program diklat kejuruan yang sudah dapat terrealisasikan dengan baik.
            Diklat kejuruan dituntut untuk mampu meningkatkan kompetensi generasi muda Indonesia yang akan memasuki dunia kerja selaras dengan perkembangan teknologi dan perubahan pasar kerja. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai implementasi dari kebijakan Link & Match merupakan bukti adanya keterlibatan aktif pihak dunia usaha/industri dalam pengelolaan Diklat kejuruan.
            Paradigma program Diklat kejuruan menjelang tahun 2020 menekankan pada perubahan-perubahan mendasar, antara lain sebagai berikut :
·         Orientasi Dikkat kejuruan dikembangkan dari supply-driven ke demand-driven
·         Sistem pengelolaan Diklat kerjuruan berubah dari terpusat menjadi terdesentralisasi
·         Pendekatan pembelajaran Diklat kejuruan bergeser dari pendekatan mata pelajaran menjadi pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (CBT)
·         Pola penyelenggaraan Diklat yang sangat terstruktur menjadi lebih fleksibel dan permeable.
Hal-hal tersebut diatas, tidaklah asing bagi perkembangan dunia pendidikan dan pelatihan kejuruan saat ini, malah yang terlihat saat ini pendidikan kejuruan sudah melakukan perubahan-perubahan tersebut.
            Tetapi, upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia belum cukup berhasil optimal karena dunia usaha/industri belum mampu berperan serta secara aktif dalam proses pembinaan dan pengembangan Diklat kejuruan, mulai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tidak kalah pentingnya adalah pengakuan terhadap mutu produknya.
            SMK merupakan salah satu lembaga penyelenggara Diklat kejuruan yang harus dapat memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik kepada siswanya walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Tugas SMK adalah berbuat yang terbaik bagi siswanya dengan memanfaatkan segenap sumber daya internal maupun eksternal yang tersedia. Penerapan pola pembelajaran Diklat berbasis kompetensi diharapkan akan membantu SMK untuk secara bertahap meningkatkan mutu dan relevansi program-programnya. Dengan memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik kepada siswanya, SMK juga berarti telah berbuat yang terbaik bagi dunia usaha/industri serta masyarakat.
            SMK perlu didorong untuk menyelenggarakan pelatihan bagi perusahaan dan masyarakat secara komersial sebagai bagian dari unit produksinya dan SMK perlu memberikan gagasan-gagasan terbaiknya untuk prakrik-praktik komersial. Hal ini untuk mengkondisikan jiwa kewirausahaan.
            Dalam proses pengelolaan sistem pendidikan, Buku Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global mengusulkan untuk dibentuknya suatu struktur nasional, agar standar kompetensi menjadi acuan dari system Diklat kejuruan. Struktur nasional dimaksud adalah lembaga independen yang berperan dalam mengembangkan dan menetapkan kebijakan standarisasi, pengujian dan sertifikasi kompetensi.
            Akhirnya, pada tahun 2001 telah diproses Kepres tentang Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP) sebagai lembaga independen yang fungsinya adalah sebagai berikut :
a.menetapan kebijakan standarisasi dan sertifikasi profesi,
b.menetapan standar kompetensi,
c.melaksanaan akriditasi LSP,
d.mengembangan sistem informasi standarisasi dan sertifikasi profesi,
e.melaksanaan kerjasama standarisasi dan sertifikasi,
f.mengendalian pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi profesi.
         Salah satu aspek penting dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan keterampilan menjelang 2020 ini adalah kesiapan pemerintah untuk mengantisipasi pendanaan yang diperlukan. Pendanaan diarahkan pada pengembangan SMK masa depan, pola penyelenggaraan Diklat berbasis kompetensi, pengujian dan sertifikasi mengacu pada standar nasional dan internasional. Dan hal itu dapat terwujud oleh Sekretariat BNSP yang mulai kegiatannya dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi lembaga yang akan berfungsi sebagai LSP.

C. Aspek Lain yang Menarik
            Pada Buku Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global diperkenalkan kebijakan baru untuk pembangunan pendidikan, yang disebut “Link and Match”. Kebijakan “Link and Match” mengimplikasikan wawasan sumber daya manusia, wawasan masa depan, wawasan mutu dan wawasan keunggulan, wawasan profesionalisme, wawasan nilai tambah dan wawasan ekonomi dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan.
            Hal ini menjadi menarik karena gagasan yang diperkenalkan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro ini merupakan kebijakan yang sangat efektif dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan saat ini.

D. Daftar Pustaka
Direktorat Dikmenjur. (1995). Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global. Jakarta: Direkorat Dikmenjur, Ditjen Dikdasmen. 
Perpustakaan Pasca Sarjana UNY :  http://library.pps.uny.ac.id/opac/index.phpp=show_detail&id=3794



Komentar